oleh

Mengenal Kebaya Janggan, Kebaya yang Dipakai Jeng Yah Si Gadis Kretek


Jakarta, CNN Indonesia

Di Kota M tahun 1960-an, sosok Gadis Kretek, Dasiyah atau Jeng Yah yang tengah mengamati daun tembakau kering terlihat mentereng dengan kebaya hitam berkerah tinggi dengan bros besar yang tersemat di dadanya.

Dalam settingan film ini, Jeng Yah yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo ini terlihat memakai kebaya janggan dalam tiap episode Gadis Kretek.

Bisa jadi, kebaya janggan mungkin belum familiar dibanding kebaya Kartini, kutu baru, bahkan encim. Namun, kebaya janggan dalam Gadis Kretek ini memberikan tampilan elegan ketika dipakai.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebenarnya kebaya janggan termasuk salah satu jenis kebaya tradisional Indonesia. Kebaya ini ditandai dengan kerah tinggi bak cheongsam dan juga surjan (busana adat pria Jawa) yang menutup area leher.

Nama janggan berasal dari kata jangga yang berarti leher. Kebaya ini melambangkan keindahan, kesucian para perempuan keraton dan perempuan Jawa pada umumnya.

Selain kerah tinggi, kebaya ini memiliki detail kancing yang menyamping miring. Dengan lengan panjang dan bentuk yang ramping, kebaya janggan dibuat dengan bahan dasar kain bermotif bunga yang biasanya berwarna hitam.

Warna hitam ini memiliki makna ketegasan, kesederhanaan, dan kedalaman., sedangkan motif kembangnya pun disebut kembang batu.

Mengutip laman Kraton Jogja, bahan kain brokat tidak boleh dipakai untuk kebaya tipe ini.

Kebaya janggan ini merupakan busana abdi dalem perempuan yang ada di Kraton Yogyakarta, atau yang disebut estri punakawan. Kebaya ini juga tak melambangkan pangkat atau tugas khusus yang mereka emban, sehingga semua abdi dalem bisa menggunakan janggan.




Foto: (dok. Netflix)
 Dian Sastrowardoyo sebagai Dasiyah di Gadis Kretek. Cr. Courtesy of Netflix © 2023



Kebaya ini dipakai para estri punakawan pada acara dan hajat tertentu. beberapa event yang dimaksud adalah hajad dalem (sungkeman Keraton saat Idul Fitri) atau caos bekti (tanda penghormatan kepada raja). Acara ini termasuk upacara besar di Keraton.

Hanya saja, khusus Hajad Dalem Ngabekten, abdi dalem keparak yang berpangkat magang dan jajar belum boleh mengenakan janggan karena hanya duduk sowan bekti dan tidak melakukan sungkem pada Ngarsa Dalem (raja).

Mengutip laman Kebaya Goes to Unesco, kebaya ini jugalah yang dipakai oleh Ratna Ningsih, istri Pangeran Diponegoro. Di balik kebaya ini jugalah, Ratna Ningsih menyembunyikan patrem atau keris.

(chs)

[Gambas:Video CNN]

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *