oleh

Studi Ungkap Penyintas Covid Bisa Alami Long Colds, Apa Gejalanya?


Jakarta, CNN Indonesia

Penelitian menunjukkan penyintas Covid-19 bisa mengalami long colds. Penelitian yang diterbitkan di jurnal The Lancet menemukan infeksi non-Covid-19 dapat dikaitkan dengan berbagai penyakit lebih dari empat minggu setelah infeksi awal.

“Temuan kami mungkin sejalan dengan pengalaman orang-orang yang berjuang dengan gejala berkepanjangan setelah mengalami infeksi pernapasan meski hasil tes swab Covid-19 di hidung atau tenggorokan negatif,” kata Adrian Martineau, profesor infeksi pernapasan di Queen Mary University of London (QMUL), mengutip dari Guardian.

Martineau dan timnya mempelajari lebih dari 10 ribu partisipan yang ambil bagian dalam studi Convidence UK tentang virus corona.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat analisis, sekitar seribu orang terinfeksi Covid-19 dan sekitar 400 orang mengalami infeksi saluran napas dan negatif Covid-19.

Hasilnya, 22 persen orang dengan Covid-19 mengalami gejala berkepanjangan setelah infeksi dan mengalami infeksi lain. Menurut Martineau, ada “risiko serupa berupa gejala berkepanjangan” terlepas penyebabnya Covid-19 atau non-Covid-19.

Gejala berkepanjangan ini seperti orang yang masuk angin (common cold) seperti, batuk, sakit perut, dan diare lebih dari empat minggu setelah infeksi awal.

Akan tetapi, peneliti belum memiliki bukti apa gejala tersebut punya tingkat keparahan atau durasi yang sama seperti Covid-19.

Seperti dilansir dari CNBC, ada kesamaan gejala antara long Covid dan long colds. Pada orang dengan long Covid, umumnya ada masalah pada pengecapan dan penciuman serta kepala pening. Sementara gejala demikian tidak ditemukan pada orang dengan long colds.

Sementara istilah long Covid muncul pada 2020 saat penyintas Covid-19 tidak benar-benar pulih selama beberapa minggu atau bulan setelah infeksi pertama.

(els/pua)

[Gambas:Video CNN]

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *