Kupangonline.com-Komisioner Bawaslu Lembata Terpilih, Muhammad Rifai Mayeli memiliki perjalanan hidup yang cukup unik. Pasca Wisudah Tahun 2014, Beliau pernah melamar sebagai aparat Desa di Kampung halamannya. Rifai yang memutuskan menikah beberapa bulan setelah wisudah itu, memang sangat membutuhkan pekerjaan untuk dapat menghidupi keluarganya.
Meskipun memiliki modal sebagai lulusan dari salah satu Kampus ternama di Kota Kupang dengan latar belakang sebagai Aktivisi Mahasiswa, namun tidak kemudian mampu meyakinkan Kepala Desa dan Panitia Tim Seleksi Untuk Mengakomodirnya masuk sebagai aparat Desa di Kampungnya. Setelah ditolak menjadi aparat Desa, Suami dari Rusmiati Abdul Fatah ini, kemudian melamar ke beberapa Kantor Pemerintahan dan sekolah. Namun, dari semua lamaran yang dimasukan, tidak satupun yang diterima. Untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, beliau bekerja serabutan dan menekuni profesi sebagai tukang ojek. Meskipun menjadi bahan bulyian dari banyak orang, namun beliau tidak pernah menyerah. Kepada Wartawan, Tokoh muda dari Kampung Raja, Labala ini, menyampaikan sebuah pesan yang sangat menohok, bahwa; “Cara Paling Elegan Untuk Membungkam Mulut Orang-Orang Yang Meremehkanmu Adalah Dengan Kesuksesan Bukan Dengan Kata-Kata”.
Mantan Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kupang ini, Memulai Karir Kepemiluannya pada tahun 2017 dengan menjadi anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Wulandoni untuk PILKADA Lembata. Pada Tahun 2018, menjadi anggota Panwascam Lebatukan untuk PILGUB NTT. Tahun 2019, menjadi anggota Panwascam Lebatukan untuk PILNAS dan Pada Tahun 2022, beliau kembali dipercayakan menjadi anggota Panwascam Lebatukan untuk Pilnas dan Pilkada serentak 2024. Kecintaannya yang besar terhadap dunia Kepemiluan, mendorongnya untuk mengikuti Seleksi Anggota Bawaslu Lembata, yang Kemudian menghantarkannya menjadi salah satu Komisioner Bawaslu Terpilih Periode 2023-2028 dengan hanya berbekal Yakin Usaha Sampai.
Komentar