oleh

HASRAT POLITIK UANG (MONEY POLITICS)

Karya : Sabri Hidayatullah

 

*Uang sebagai Permainan*

Suatu permainan setidaknya terdiri dari dua pemain yang mengembangkan strategi untuk meraih tujuan dan hasil tertentu. Dalam hal ini strategi setiap pemain tergantung pada startegi pemain lain. Setiap pemain selalu bertindak berdasarkan prediksi-prediksi atau informasi-informasi yang ada sebagai basis menyusun strategi dalam sebuah permainan.

_Money Politics_ merupakan permainan yang biasanya ada 5 (lima) tahun sekali ketika kepentingan akan kekuasaan mulai mencapai hasratnya. Politik uang melibatkan sederet kepentingan. Kepentingan yang memberi mengharapkan tujuan mereka tercapai, sementara yang menerima akan mempertimbangkan tujuan si pemberi saat memberikan uang. Maka, proses permainan ini dapat dilihat dari perspektif teori permainan nonkooperatif. Dalam teori permainan nonkooperatif, bentuk permainan politik uang dapat dilihat dalam aspek. Pertama, *Permainan Bentuk Strategis,* politik uang sebagai suatu permainan dapat memasukan penerima kedalam strategi pemberi dan dapat memilih strategi tersebut sebagai nilai yang yang dapat dipertimbangkan. Kedua, Sejumlah pemain dalam sebuah permainan dapat menggunakan bentuk *permainan ekstensif* yang didalamnya terdapat sederet pertimbangan terhadap pilihan dan informasi yang dikumpulkan oleh setiap pemain. Maka politik uang sebagai suatu permainan secara langsung akan mengkombinasikan antara konflik dan kolaborasi berdasarkan informasi yang diterima.

 

*Hasrat Kekuasaan*

Politik uang dapat menciptakan “perubahan” dan “perbaikan” dalam mengantar seseorang melihat dirinya sendiri. Politik uang selalu mengganggu perasan dan pikiran seseorang saat menerima simulasi berupa arahan yang mengandung unsur paksaan. Politik uang sebagai sebuah permainan, memiliki makna sekaligus peristiwa yang tidak terlepas dari tampilan proposisi permainan.

Politik uang sebagai suatu hasrat kekuasaan, tentunya termaktub hasrat yang mengarahkan, mengatur dan menetapkan tatanan yang harus diakui dan diikuti. Tatanan itu memisahkan orang dari kemurnian dirinya. Hasrat itu akan selalu diawasi dan dikendalikan dalam suatu permainan, sehingga orang mudah untuk dipermainkan oleh hasrat yang lain yaitu kepentingan kekuasaan. Hasrat kekuasaan mendorong orang orang untuk keluar dari kesadaran murninya. Pilihan yang dijatuhkan bukan berdasarkan apa yang dipikirkan secara logis melainkan karena hasrat yang telah terinternalisasi tersebut. Maka tidak heran jika orang yang memilih karena hasrat pemberi dalam suatu permainan kehilangan independensinya. Dirinya didikte secara langsung dalam suatu permainan. Perasaan dan gagasannya diboikot sementara oleh hasrat kekuasaan yang menggunakan uang sebagai alat permainan dalam politik. Menurut Deleuze, hasrat itu memiliki banyak bentuk, bebas dari kriteria akal sehat. Maka hasrat itu kreatif sifatnya. Memang sedikit bertentangan dengan Teori Psikoanalisa yang melihat hasrat itu seakan salah, sebagai bentuk kekurangan dimasa lalu. Maka konsekuensi orang melakukan permainan politik uang ialah akan mulai menyadari peristiwa Oedipus dikemudian hari setelah alam bawah sadarnya tidak lagi diatur dalam sebuah permainan atau dengan kata lain telah keluar dari permainan politik uang.***

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *