oleh

Rapat khusus antara CEO comestoarra.com dan Bupati Ende di Jakarta hari ini. Akan ada apa ya? 

Kupangonline.com-Kabupaten Ende bisa dibilang kabupaten kecil. Namun memiliki sumber daya alam berlimpah dan potensi wisata yang memukau. Ende juga dikenal sebagai bumi rahim pancasila. Sayangnya, kondisi geografis, infrastruktur yang minim, dan kendala energi di tengah masyarakat untuk memasak menjadi isu serius yang perlu disolusikan secara bersama. Jika dilihat dari sisi Pendapatan Asli Daerah (PAD), secara matematis, angka 1,5 miliar per tahun rasanya sulit untuk membenahi sejumlah sektor strategis yang mampu menopang pembangunan daerah.

TAPI, kondisi mulai berubah pasca kerjasama kabupaten Ende dan startup company comestoarra.com di akhir 2022 yang didukung oleh PT PLN (Persero) UPK Flores.

Terimplementasikan lah Teknologi Olah Sampah di Sumbernya. Terealisasikan lah kompor biomassa yang akhirnya didukung oleh Kedutaan Besar New Zealand dan Pemerintah New Zealand. Tak lupa pula, terlaksana program cofiring yang komprehensif, dimulai dari uji material pada laboratorium , uji performa cofiring, uji reliability run , uji continuous run, dan akhirnya kontrak komersil.

Tak jarang apa yang telah dilakukan di kabupaten Ende menuai keraguan. “ahhh cofiring di PLTU 2×7 MW mah kecil, gampang, tidak sulit” ; “kenapa harus kompor biomassa? kenapa masyarakat ga pakai gas saja?” ; dan runtutan celotehan ragu dari A-Z yang selalu mendengung di telinga. Bahkan tak jarang dikatakan “apakah sustain? apa masih jalan?”.

Intinya bukan itu. Walaupun skalanya terbilang kecil, setidaknya progam di kabupaten Ende berjalan tuntas. Tuntas belum berarti sempurna. Tapi dari ketidak sempurnaan, ada pembelajaran yang berharga. Pembelajaran yang paling berharga adalah bagaimana seluruh stakeholders bergandengan tangan. Kalau istilah di Ende ,”kolaborasi tiga batu tungku (api)”. Pemerintah, kepala adat, dan tokoh agama. Bahkan di Ende, konsep pentahelix sudah dilakukan. Pemerintah, organisasi nirlaba, unit usaha, media massa, dan instansi pendidikan.

Tanpa itu semua, program yang sudah direncanakan sudah pasti menjadi angan angan semata. Tapi dengan kolaborasi yang dikomandoi pak Bupati, Ende mencoba bergerak dan membuktikan. Walaupun harus pusing tujuh keliling memikirkan pendanaannya, tak masalah. Itulah konsekuensi sebuah program, apalagi program yang baru dan berasal dari inisiatif kabupaten kecil di Indonesia.

Dalam rapat khusus antara CEO comestoarra.com dan Bupati Ende, H.Djafar H. Ahmad di Jakarta pada Rabu, 14 September 2022, terkait pengelolaan sampah dan energi terbarukan, seluruh stakeholders meyakini bahwa kunci kesuksesan dan keberlanjutan bukan sebatas faktor teknologi serta kemampuan para praktisi dan akademisi teknik semata. Diperlukan koordinasi, analisa mendalam tentang aspek sosial kemasyarakatan, hingga perancangan strategi rantai pasok dan rantai nilai. Kalau indikator kesuksesan hanya “bisa dan tak bisa” atau “canggih dan tak canggih” , tentu problematika yang ada tidak akan kunjung selesai.

Kuncinya adalah konsistensi seluruh pihak. Walaupun dengan segala macam kekurangan termasuk dana, kenyataannya, kabupaten Ende mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat dan juga kalangan internasional. Bahkan Juni lalu, pak Presiden Joko Widodo mengunjungi kabupaten Ende. Seluruh stakeholders yakin bahwa gotong royong adalah kunci. Dengan gotong royong, kepercayaan akan suatu program yang akan dan sedang dijalankan dapat terealisasi. Kalau seluruh stakeholders di Ende sudah percaya, maka langkah yang dilakukan adalah membuat stakeholders di luar kabupaten Ende juga percaya dengan apa yang dilakukan di kabupaten Ende. Namun, kepercayaan harus diiringi dengan bukti. Tidak masalah buktinya kecil, tapi kongkrit dari hulu ke hilir. Walaupun buktinya memang masih kecil, tapi setidaknya tuntas dan bisa membawa harapan bagi masyarakat.

Dari Ende untuk Indonesia.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *