oleh

*”MASJID DAMBAAN UMAT”* Masjidku Surgaku

Oleh : Ardansyah

Para pembaca yang mulia, pada tulisan sebelumnya penulis mengangkat tema kemasjidan dengan menyoroti Masjid Al Istiqomah TDM Kota Kupang sebagai masjid yang berhasil menihilkan saldo kasnya.

Kali ini, masih bertema kemasjidan, penulis akan berbagi sedikit ulasan dan saran-saran agar masjid kita semakin istimewa di hati jamaah.

Secara fisik, masjid-masjid di berbagai tempat mulai bersolek. Bahkan tidak sedikit yang merombak total bentuk bangunannya agar masjid tampak lebih indah, kokoh dan megah. Tentunya ini adalah sebuah hal yang menggembirakan.

Ada beberapa alasan mengapa masjid direnovasi atau dibangun kembali. Beberapa diantaranya adalah karena usia bangunan yang sudah tua atau daya tampung masjid yang sudah tidak memadai dan tentunya beberapa alasan lainnya.

Selagi alasan itu syar’i dan sudah menjadi tuntutan zaman serta kebutuhan umat maka memperluas dan memperindah masjid adalah sebuah keniscayaan.

Lepas dari itu semua, penulis hanya ingin menyoroti masjid dari aspek kenyamanan. Mengingat aspek kenyamanan adalah aspek penting dalam pengelolaan sebuah masjid.

Walaupun masjidnya sederhana dan tidak megah, kalau suasana masjidnya nyaman maka umat akan betah untuk beribadah dan berlama-lama di masjid.

Menurut hemat penulis, ada beberapa aspek yang membuat umat merasa nyaman dan betah beribadah di masjid, antara lain sebagai berikut :

*Pertama* KETERSEDIAAN AIR.

Tak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan air sangatlah vital dalam kehidupan manusia. Tak terkecuali air untuk keperluan masjid.

Pengurus masjid harus proaktif mengontrol ketersediaan air di masjid. Baik itu air wudhu maupun air di toilet.

Tak sedikit pengurus masjid yang lalai dalam hal ini. Akhirnya umat kebingungan ketika hendak berwudhu atau ke toilet.

Selain air wudhu dan air di toilet, hendaknya pengurus masjid menyiapkan air minum. Bisa dalam bentuk dispenser ataupun air minum dalam kemasan. Hal ini memudahkan jamaah yang haus untuk mendapatkan air minum.

*Kedua* PENCAHAYAAN.

Tidak sedikit masjid yang kita jumpai dalam keadaan remang-remang. Jumlah bola lampunya sangat terbatas. Akhirnya umat kesulitan ketika akan membaca Al Qur’an.

Terkadang juga lampu di toilet mati. Padahal harga bola lampu tidaklah seberapa dibanding jumlah infaq jamaah setiap hari jumat. Semoga hal ini bisa menjadi perhatian dari para pengurus masjid.

*Ketiga* KEBERSIHAN.

Faktor ketiga ini cukup penting. Bahkan dikatakan dalam sebuah hadits “Kebersihan adalah sebagian dari iman”.

Artinya belum dikatakan beriman kalau kita tidak menjaga dan melestarikan kebersihan. Maka, ini tugas pokok pengurus masjid untuk senantiasa memperhatikan kebersihan masjid.

Misalnya, menyapu masjid 2x sehari. Ngepel lantai masjid 1x sehari. Menyikat lantai dan kloset di toilet 1x dalam 2 hari. Menyapu halaman masjid 2x sehari. Membersihkan lemari/rak Al Qur’an atau buku 1x sehari. Melaundry alat shalat, mukena, sajadah, karpet 1x dalam 3 bulan. Dan seterusnya. Semuanya dibuat penanggung jawab dan deadline-nya.

Betapa gusarnya hati dan sesak napas kita ketika sajadah atau karpet yang dipakai bersujud bau apek dan berdebu.

*Keempat* KEAMANAN.

Zaman ini banyak sekali terjadi pencurian. Bahkan tak terkecuali pencurian tersebut terjadi pula di masjid.

Sepengetahuan penulis, ada kendaraan roda dua yang pernah hilang di halaman masjid. Ada pula tas berisi uang dan handphone hilang di dalam masjid. Yang paling sering adalah orang kehilangan sandal (dan ini paling sering terjadi, hehe).

Berita baiknya sekarang sudah banyak masjid yang dilengkapi CCTV. Keberadaan CCTV sedikit banyak telah mengurangi kasus pencurian di masjid.

Khusus point ini, penulis ingin memberikan saran, agar pengurus masjid bisa menyiapkan satu unit lemari atau rak yang bisa dikunci. Satu lemari ada beberapa ruang penyimpanan barang. Agar memudahkan jamaah menyimpan tas/barang berharga lainnya. Jamaah tinggal menguncinya sendiri dan menggantung kembali kunci di lemari tersebut ketika selesai digunakan.

Selain itu, untuk mendukung aspek keamanan, perlu juga pos satpam atau sekuriti. Jika belum mampu membayar gaji sekuriti, pengurus masjid bisa memberdayakan remaja masjid/jamaah digilir tugasnya secara sukarela.

*Kelima* TAMAN BERMAIN ANAK.

Masjid ideal adalah masjid ramah anak. Sebisa mungkin pengurus masjid memperhatikan tumbuh kembang anak dengan tetap menyiapkan fasilitas untuk bermain anak-anak.

Tidak hanya itu, pengurus masjid juga bisa memberikan edukasi kepada anak-anak jika itu memungkinkan.

*Keenam* PERPUSTAKAAN.

Sangat sedikit penulis jumpai masjid yang memiliki perpustakaan. Padahal perintah pertama dalam Islam adalah membaca. Dan masjid adalah faislitas publik yang strategis dan sering dikunjungi oleh umat.

Tentunya ini sebuah peluang emas untuk menumbuhkan ghirah membaca umat. Bagaimana umat akan tertarik untuk membaca kalau di masjid tidak ada perpustakaan?

Ada juga masjid yang sudah punya perpustakaan, tetapi masih minim pengunjung. Untuk kasus ini, penulis ingin memberikan saran, agar perpustakaan didesain lebih menarik.

Jika posisi perpustakaan kurang strategis, maka perlu dirubah agar mudah diketahui dan diakses oleh umat.

Display buku-buku di perpustakaan juga perlu diperhatikan. Gunakanlah management perpustakaan di era kekinian. Jika belum ada panduan bagaimana mengelola perpustakaan di era kekinian, maka buatlah panduan sendiri. Perpustakaan digital bisa menjadi salah satu produk layanan.

Asal tidak menyalahi Al Qur’an dan Sunnah, tentunya panduan tersebut bisa diimprovisasi oleh pengurus masjid masing-masing.

*Ketujuh* MINI MARKET

Beberapa masjid di Jakarta dan daratan pulau Jawa, sudah banyak kita jumpai masjid yang di halamannya terdapat pedagang kaki lima. Jualannya pun bervariasi. Ada yang menjual kopiah, parfum, baju koko dan lain sebagainya.

Agar lebih tertata rapi, penulis sarankan agar pengurus masjid bisa menyiapkan ruangan berukuran minmal 3×3. Nantinya di ruangan ini disiapkan aneka kebutuhan jamaah.

Ya, semacam mini market. Harapannya mini market ini juga bisa berkembang menjadi semacam toko atau koperasi jual beli.

Jadi jamaah masjid bisa juga berbelanja di mini market ini, disamping berbelanja ke warung tetangga muslim lainnya. Agar ekonomi umat dan arus uang bisa terus berputar diantara umat Islam.

*Kedelapan* KAMAR MUSAFIR

Di masjid Jogokariyan, fasilitas semacam ini sudah ada. Salah satu yang berhak mendapatkan pertolongan dan zakat adalah musafir. Dan tempat yang paling representatif untuk membantu para musafir adalah masjid.

*Kesembilan* BAITUL MAAL

Jika fisik masjid dianggap sudah layak dan memadai, walaupun tidak megah maka kas masjid selanjutnya bisa digunakan untuk pemberdayaan ekonomi umat.

Betapa banyak umat kita yang terjerat riba dan rentenir. Sebagian besar dari mereka adalah kaum emak-emak. Karena emak-emaklah yang tahu persis kebutuhan rumah tangga dan perputaran uang didalamnya.

Merekalah orang yang paling merasakan dampak melemahnya ekonomi terlebih di masa pandemi saat ini.

Emak-emak perkasa ini harus berjuang keras membantu para suami, bahkan tak jarang mereka harus melanggar aturan Allah, dengan meminjam dari para rentenir demi mempertahankan asap dapur agar tetap mengepul. Padahal mereka hanya butuh permodalan berkisar Rp 500.000 s/d Rp 1.000.000.

*”Ironi memang kondisi umat saat ini. Di lain sisi, di masjid uang umat menumpuk di angka puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Pengurus masjid seakan kehabisan akal, bahkan terkesan miskin program. Mau dikemanakan uang yang menumpuk tersebut?.Akhirnya tak ada pilihan lain bagi pengurus masjid, selain program yang bersifat fisik.”*

Jika saja pengurus masjid bersifat transparan, peduli, kreatif, mereka bisa memberikan bantuan dalam bentuk pinjaman tanpa bunga.

Tentunya kaum emak-emak akan menjadi makhluk paling bahagia di kolong langit ini, jika hal ini benar-benar terwujud. insya Allah, sebagai bentuk kesyukurannya, pastilah mereka akan semakin giat berinfaq dan bersedekah di masjid terdekat.

*Kesepuluh* PROFESIONAL

Salah satu yang membuat nyaman adalah bacaan imam shalat yang fasih, sesuai kaidah tajwid dan bersuara merdu. Ada baiknya pengurus masjid memperhatikan hal ini. Jangan dianggap remeh.

Juga tak kalah penting, pengurus menyeleksi muadzin. Seyogyanya muadzin adalah yang bersuara indah, merdu dan fasih. Karena adzan adalah syiar Islam.

Bahkan tidak sedikit orang yang masuk Islam karena mendengar suara adzan yang merdu dan menyentuh hati. Pesan penulis, berilah kesempatan kepada mereka yang berkompeten di bidangnya. Rekrutlah imam dan muadzin yang mumpuni.

*Kesebelas* HUMANIS

Ciri khas dari dakwah Islam adalah humanis. Artinya bersifat kemanusiaan. Masjid adalah sarana ibadah umat Islam. Namun masjid juga bisa menjadi wasilah bagi orang lain merasakan keindahan, kesejukan dan rahmat nya Islam.

Cerita berikut ini semoga menginspirasi. Ada seorang pemuda non muslim melihat orang yang beribadah di masjid. Setiap hari diperhatikan nya umat Islam yang masuk ke masjid. Ketika akan masuk ke masjid, jamaah selalu melepas alas kaki. Setelah itu membersihkan anggota tubuhnya (berwudhu). Bersih sekali orang Islam. Melihat fenomena ini, hati orang tersebut pun tertarik dengan kebersihan agama Islam dan akhirnya ia pun mantap bersyahadat.

Alangkah humanisnya jika masing-masing masjid menyiapkan toilet umum untuk para pejalan kaki. Hal ini dimaksudkan agar para pejalan kaki mudah mengakses toilet dan tidak buang air kecil di sembarang tempat. Jadi kehadiran Islam benar-benar memanusiakan manusia.

Inilah beberapa pikiran dari penulis, semoga goresan sederhana ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca, terutama bagi para pengurus masjid, agar masjid yang dikelola benar-benar menjadi *MASJID DAMBAAN UMAT*

 

Wallahu a’lam bish showwab.

Goresan Pena dari Kelurahan Manulai 2. Kota Karang, Kupang. NTT – Indonesia.

Kamis 24-02-2022 Pukul 22.00 wita

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *